Selasa, 31 Juli 2018

RINJANI WA MAA ADROOKA MAA RINJANI


Al-Magfurllah Maulana syaikh TGKH.M.Zainuddin Abdul Madjid

RINJANI WA MAA ADROOKA MAA RINJANI
"Pulau Sasak kecil sekali
Tapi gunungnya besar dan tinggi
Kalau-lah orang pandai mengkaji
Pastilah sujud seribu kali"

Lebih dari 20 tahun yg silam, tepatnya pada hultah NWDI yang ke 60 saya mendapatkan ijazah Doa oleh al-Magfurulah Maulanassyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin AM, yaitu DOA ASSIRRU ARROBBANY BI RINJAANY AL ANFENAANY.
Kalau diterjemahkan nama doa ini, kira2 begini terjemahannya: Rahasia Tuhan bagi Rinjany Al-Anfenaany. Saya mencoba mengurai makna di balik teks ini:

Pertama: Rinjani Simbol ketinggian dan kemuliaan. Logika Al-Quran Wal jibaala autaada. Gunung-gunung menjadi pasek/penegak bumi.

Kenapa Gunungnya lebih besar dari bumi yang ditopangnya? Apa rahasia Allah di balik ini?

Gunung Rinjani adalah gunung berapi yang masih aktif tertinggi di Indonesia. Dengan ketinggian lebih dari 3200an meter di atas permukaan laut, Rinjani menjadi satu-satunya gunung berapi aktif di Indonesia yang kawahnya tetap menggelegar di dalam perut bumi sepanjang tahun. Dengan ketinggian 3200 meter DPL, sementara pulau yang ditopangnya hanya sekitar 100 km/segi, Artinya Gunung Rinjani Gunung tertinggi Di bumi Allah ini sebab bilangan pembaginya lebih kecil dan sedikit. Lihat Gunung Himalaya memang tinggi tapi lihat benua yang ditopangnya sungguh besar dan luas berarti secara pembagian faraidh Gunungnya menjadi kecil dan rendah.

Di Indonesia sendiri, terdapat Gunung Jayawijaya di Irian Jaya (Papua/Irian Barat) menjadi gunung tertinggi. Namun melihat pulau Irian Jaya yang sangat luas maka tidak sebanding juga dengan ketinggian gunung tersebut, selain itu gunung Jaya Wijaya adalah gunung berapi yang sudah tidak aktif lagi.
Kedua: redaksi Rinjani adalah Diri Maulanassyaikh Sendiri nama samaran yang sesungguhnya mencerminkan kemerendahan/ Tawaddhu' Maulanassyaikh untuk tidak mengatakan diri beliau memiliki keutamaan dan ketinggian yangg tak tertandingi (ibn zamaanihi/ sibawaihi zamaanihi/ baqiyatussalafi assholeh dan banyak lagi gelar yg diberikan oleh waliyullah terhadap diri beliau. Saya mengatakan demikian Coba lihat Sifat dari Rinjani Al-Anfenaany. Kebiasaan dalam bhs Arab benda2 besar dan tak terjangkau umumnya Sifatnya muannats. Jadi semestinya Rinjani al-Anfenaniyyah Rinjani yg dinisbahkan di lembah anfenan. Tapi redaksinya Rinjani al-Anfenaany.

Sebutan ini beliau sebut minimal 3 kali:

1) Dalam kitab Nahdhatuzzainiyyah: yaquulu rooji afwa robbihil   majid ALANFENAANY najlu abidilmajid.

2) Dalam Doa ilmu dasar: Nahdhatul Wathan fil khair.......sampai Assyaikh Muhammad Zainuddin Abdul Madjid al-Anfenaany.

3) Dalam Kitab pengantar Bughyah al-Musytarsidin...kata akhirnya Al-Muhib al-Anfenany.

Itu semua mempertegas Rinjani yang tertinggi di jagat dunia ini adalah Maulanassyaikh yg dikenal keilmuan, kealiman dan perjuangannya. Susah mencari tandingannya pada zamannya.
Ketiga: acapkali Maulanassyaikh bercerita tentang Gunung Rinjani beliau selalu berkata Rinjani wa maa adroka maa Rinjani.

Apapun yang terjadi dengan Rinjani beliau selalu mengatakan Apa hikmah di balik itu semua. Tahun 1994 gunung Rinjani pernah mengeluarkan lumpur tanah yang menyebabkan aliran Sungai se-kecamatan Aikmel yang berada di bawah lembah gunung Rinjani meluap dan banjir lumpur di sepanjang alirannya. Beliau berucap Pade inget inget selapuk anak2ku murid2ku Rinjani nengke jangkenne ngentut (ingat2 rinjani sdg kentut) ngumbe akibatne jemak tegehne ngutak (bagaimana akibatnya besok jika meletus).

Pada tahun 1995 rinjani pernah mengeluarkan abu yg bisa membuat masyarakat Lombok begitu susah menghindar dari debu gunung rinjani itu.

Begitu tahun 1997 awal hujan tak kunjung turun negara sudah mulai tdk stabil maka Maulanassyaikh tidak diinginkan hidup oleh Allah di era fitnah maka beliau pindah ke hadirat Allah diwafatkan di akhir tahun 1997 setelah itu apa yg terjadi krisis moneter krisis kepemimpinan. demonstrasi besar2 an untuk menggulingkan soeharto..itulah yg disebut oleh nabi. Mautul aalimi zulmun meninggalnya orang yg alim itu adalah fitnah dan malapetaka.

Gunung Baru Jadi adalah gunung baru yg mmberikan teguran kepada semua yg tidak menjalankan amanah Allah. Teguran terhadap ketidakadilan teguran terhadap kethamaan duniawi...coba berenunglah kenapa gunung baru jari yg meletus kenapa enggak gunung rinjani yg tinggi itu...artinya sudah banyak yg tidak tahu arti kemuliaan keagungan ketinggian kehormatan dan keteladanan...Maka Maulanassyaikh cukup beliau bernasihat Assirru Arrobbany bi Rinjaany alanfenaany. tak ada ungkapan yg paling utama selain Hasbunallahu wa nikmal wakiil nikmal maula wa nikma annashir wa la haula wala quwwata illa billahil aliyyil aziem...ini tertulis dlm doa sirrurrabbani yg diijazahkan 20 tahun silam.

(Dikutip dari Status Dr. H. Fahrurrozi Dahlan, QH. MA dengan penambahan dan perubahan seperlunya)

Sabtu, 21 Juli 2018

UNTUKMU WANITA MUSLIMAH


UNTUKMU WANITA MUSLIMAH

Peliharalah aurat mu walau dimana kau berada...
Jangan biarkan keindahan diri mu menjadi tatapan lelaki yang bukan mahrammu.

Muslimah,

Peliharalah solatmu...
Tundukkanlah pandangan matamu dihadapan lelaki yg bukan milikmu...
Kelak, Engkaulah yg bertuah ketika menjadi tamu ALLAH...
Semoga diri mu di sambut dgn penuh kasih oleh Bidadari Syurga Ainul Mardhiah.

muslimah,

Berakhlak lah dari panduan Rasulmu...
Contoh dan ikuti...
Pasti engkau jua yg akan bahagia...
Sejuk mata memandang bercahaya dunia dgn hiasan muslimah solehah sepertimu.

muslimah,

Jadikanlah diri mu seperti permata berharga di celah kaca...
Ikuti perintah agama...
Jauhi laranganNya...
Al-Quran jadi panduan hidup mu...
Hadist jadi sumber rujukanmu.

Muslimah,

Jangan biarkan diri mu hanyut dgn arus kemodenan tanpa bekalan ilmu didada...
Renungilah masa dpnmu...
Tetapkan iman di dada...
Semoga ia menjadi perisai buat dari mu...
Jangan menjadi seperti kail,
Panjang sejengkal lautan hendak di duga.

Muslimah,

Nilai cintamu hanya pada ALLAH yg SATU...
Kasihi Tuhanmu...
Ridhalah islam menjadi agamamu...
Pasti tiada yg kecewa buatmu...
Kelak suatu hari nanti ada insan yg menantimu...
Berkat kasihmu pada ALLAH yang SATU...
Pasti itulah yg menjadi cintamu di dunia wasilah dari ALLAH...
Semoga bertambah ridha ALLAH padamu...
Melimpah kasihNya padamu
Karna engkau meletak kasihmu pdNya dahulu,
Sebelum cinta pada kekasih yg menjadi pilihan hatimu. .

Senin, 09 Juli 2018

MOTHER, HOW ARE TODAY?*


*MOTHER, HOW ARE TODAY?*
 by: Literature Faculty Dean

Tidak ada yg bisa meluruskan perasaanku kecuali ketulusan ibu. Ketika aku hampir mati tersambar petir di suatu hari hujan, ibuku menemukanku nyaris tak bergerak di area pembakaran batu kapur. Dengan langkah gelisah berpayung karpet biru beliau menembus gelegar petir disertai kilat di langit sore.

Dalam jarak 10 meter aku berlari menubruknya dan menggayut tubuhnya yg telah basah. Kurasakan dekapan itu mengalirkan hujan cinta yg tidak pernah reda. Ibu sama sekali tidak marah padaku meskipun di raut wajah cantiknya tergurat kekhawatiran yang sangat pedih.
*I love you, Mother*.

Entahlah, sejak kapan aku menjadi penurut pada Ibuku. Apakah sejak peristiwa halilintar yang menewaskan seorang petani dan anaknya itu, ataukah saat setiap orang gemes dengan gempal tubuhku semasa balita. Entahlah. Yang jelas beliau sayang dan percaya padaku.

Beliau sangat percaya padaku sejak tamat sekolah dasar, itu kurasa. Aku yang memilihkan diriku sekolah dan itu swasta, MTs. Muallimin. Beliau percaya pilihanku.

Beliau juga tak memperhatikan pamanku jelang tamat Muallimin saat memintaku tinggal bersamanya dan akan menanggung kuliahku sampai tuntas. "Terserah keponakanmu", jawab beliau. Beliau percaya padaku memilih Aliyah dan kuliah di lembaga swasta.

Saat ujian CPNS di UIN Mataram selepas tamat Fakultas Sastra, aku bergegas pulang dan memohon doa pada beliau.
"Ibu, mau tes CPNS besok, mohon doa", pintaku.
"Lulus sudah", jawab beliau spontan.
Aku berulang memintanya berdoa namun beliau tidak mau melantunkannya atau menengadahkan tangannya.
"Lulus sudah", kata itu diulanginya.
Di balik kata itu, ada 'kun' di sana.
#
Aku memilihkan diriku MDQH dan Fakultas Sastra lalu ibuku ridlo maka aku dapatkan indah yang Allah pilihkan. Aku memilih MDQH & UNW Mataram karya "Monumental" Maha-Guruku dan aku hidup berkecukupan.
@lhamdulillah

#
Lama juga kumerenung tentang keyakinan dan keridloan orang tua. Lama juga belajar meyakini tentang makna keridloan, sampai kini menjadi orang tua.
Aku yakin jua bahwa *Ridlo orang tua adalah doa yang tak bertepi*.

Aku amat yakin raihan prestisius-ku  karena keyakinan dan kerelaan *Raihan, Ibuku*. Aku juga yakin kebenaran spiritualitas-ku karena disempatkan-Nya memilih khidmat pada *Sang Raihanun, Ibu Mursyidah-ku*.

*_Maafkan ibu, aku belum bisa membuatmu tersenyum_*.

#
*Ridlo-mu ibu adalah doa yang tak pernah usai*. *Bakti padamu guruku adalah kekayaan sejati yang tak terbeli*.
Di pintu Fakultas Sastra Universitas Nahdlatul Wathan Mataram aku memperkukuh kakiku untuk "ngiring" Sang Maha Guru Sejati, al-Magfurulah Kiyai Hamzanwadi dan Sang Pengganti.

#CatatanLangitSore
#F.Sastra_UNW_Mataram!
*_$h4re 4 Syi4r_*

Minggu, 08 Juli 2018

SATRIA BERDAWAI. Note for Dr.Satriawan, QH, SS, MA.


*SATRIA BERDAWAI*
Note for Dr.Satriawan, QH, SS, MA.

Satria adalah sahabat yg paling banyak menyita perhatian bahkan pikiran. Sesuai namanya dia Kesatria. Ia puasa setiap hari selama empat tahun (shaum-dahr) tanpa pernah jelas apa malamnya sempat makan sahur, minum air atau niat saja.  Perhatian#1 Kesatria yg kurus dan bodi-nya hampir kering.

Dia juga satria karena supel bergaul dg siapapun dan bisa menginap dimana saja yg penting matanya menyipit. Ia sempat menikmati tertidur di rumah beberapa tuan guru dan kawan yg baru saja akad nikah. P#2Ngapain aja? Kesatria tertidur tentu.

Saya men-jelek-kan dia karena saya termasuk yg gerah melihatnya sejak di MDQH. Saat mengaji Alfiah di Gus Khairul Atho' dia yg paling cepat khatam hafalan. Seribu bait dihapalnya percuma. P#3 Kami rela diganggu tidur kami 03.30 sebelum subuh.

Saat belajar di Ma'had dia selalu paling terakhir pulang dan itu melabrak jadwal. Dia belajar tanpa batas waktu di kampus menjaga pintu. P#4 Saat mengajar santri putri tanpa santri laki mengaji dia tenang saja dg aroma raga seminggu tak disentuh air.

Setamat Sastra Arab UNW Mataram dia menggeret tas pinjaman menuju Bis Rasa Sayang hendak ke Malang.  Dialah alumni pertama sastra peraih Magister Bahasa Arab. Tak menunggu setahun dia bertengger namanya di UIN Mataram. Alhamdulillah. Gagah.

Saya tidak pernah melihat orang yg gigihnya luar biasa dg keyakinan tanpa tanya. Bagaimana tidak saat ujian tes CPNS Dosen di UIN Mataram, kakinya naik melipat di atas kursi dg jemari kaki bergerak ritmik. "Saya pasti lulus", suaranya lantang di hening ruang Ujian. P#5 Joegank!

Ya, anak Sastra yg gila rajinnya shalat Sunnah dimana saja berada serta rajin membaca wirid itu akhirnya lulus tanpa syarat menjadi Dosen di UIN Mataram (d.h. STAIN). P#6 Jadilah saya kecipratan mengurusnya.

Salah satu kebaikan dalam hidup adalah jika bergaul dg orang baik. Dia guru MAK NW Mataram karena anak baik. He he. Saat meminangkan untuk calon istrinya, mudah saja calon mertuanya mengangguk. Dikira dia saya, saya dia. Jadilah orang baik yg lagi-lagi bernasib baik. Ia menikah dg pegawai kantor DPRD Provinsi.

#Percayalah orang yg disangka jelek kadang nasibnya hampir selalu baik.
Lelaki penggembala sapi yg pernah berjalan kaki sekolah dari Kenawa Semparu ke Pancor itu nasibnya kini tak seburuk tampilannya. *DOSEN UIN, ALUMNI SASTRA*

#CeritaDekanSastra
#dong ayo kuliah di sastra

*_SHARE FOR SYI'AR_*

Sabtu, 07 Juli 2018

Mengenal Tuan Guru Bajang


Mengenal Tuan Guru Bajang

Maulana Syekh Zainuddin Abdul Majid terkenal memiliki tingkat keilmuan yang tinggi tentu tidak mudah mengambil keputusan memberikan gelar pada seseorang. Hanya lantaran hubungan darah atau karena kecintaannya kepada seseorang, melainkan adanya ketajaman spiritualitas yang dimiliki.

Almagfurullah Maulana Syekh Abdul Majid, pendiri organisasi Nahdlatul Wathan satu satunya organisasi yang lahir di NTB, dengan segenap kemampuan dia membina dan berjuang sehingga perkembangan organisasi tersebut seperti sekarang ini.

Dari rahim istri-istrinya hanya dikaruniai 2 orang putri, Hj. Rauhun dari rahim istrinya Hj. Johariah dan Hj. Siti Raihanun Zainuddin Abdul Majid ( Ketua PB NW sekarang) terlahir dari wanita keturunan ulama asal Jenggik Lombok Timur Hj. Rahmatullah. Dari kedua putri tersebut terlahir 12 orang cucu laki dan perempuan.

Dari keduabelas cucunya hanya satu cucu yang dinobat dan dipercaya mampu menggantikan perjuangannya membesarkan organisasi NW yang dengan susah payah dibangun. Cucunya tersebut adalah Tuan Guru Bajang KH Lalu Gede Muh Zainuddin Atsani, terlahir dari pasangan, Drs. H. L.G. Wiresentane – Hj Siti Raihanun Zainuddin AM, pada 6 Januari 1981 silam di tempat kelahiran kakeknya, Rumah Desa (Gedeng Dese), waktu lahir yang memberikan nama beliau adalah Maulana Syaikh sendiri dengan nama Zainuddin Atsani, dengan harapan, kelak kalau sudah dewasa bisa menggaantikan posisinya untuk membimbing ummat dan melanjutkan perjuangan organisasi NW.

Satu-satunya istri Maulana Syekh yang masih hayat, Hj. Rahmatullah yang juga nenek tuan Guru Bajang KH. Lalu Gede Muh. Zainuddin Atsani, kepad wartawan tabloid ini menuturkan kisah kelahiran sosok Tuan Guru Bajang KH Lalu Gede Muh. Zainuddin Atsani. Memiliki keturunan ulama motivasi awal perkawinan antara Maulana Syekh dengan istrinya Hj. Rahmatullah beliau satu-satunya istri yang dipilihkan oleh orang tua Maulana Syekh, TGH. Abdul Majid. Karena Hj. Rahmatullah ini keturuanan seorang ulama dengan harapan agar keturunannya nanti bisa melahirkan seorang ulama pula.

“Sejak saya berumur 10 tahun orang tua Tuan Guru (TGH Abdul Majid) sudah membicarakan dengan orang tua saya untuk menikahkan saya dengan tuan guru. Padahal pada saat itu saya tidak pernah berfikir untuk menika, saya bilang sama TGH. Abdul Majid bahwa saya tidak akan menikah sampai tua”, tutur Hj. Rahmatullah.

Pada saat Hj. Siti raihanun mengidam anak-anaknya, nenek Hj. Rahmatullah selalu mendapatkan firasat dan pertanda bahwa Hj. Raihanun akan hamil, “setiap anakku, hamil selalu dijaga sama ular dan selalu saya bermimpi dan melihat sesuatu”, tuturnya.

Namun yang aneh, katanya, Tuan Guru Bajang KH Lalu Gede  Muh. Zainuddin Atsani dia tidak melihat apa-apa dan tidak dijaga ular seperti cucunya yang lain. Ternyata pertanda kehamilan itu diketahui oleh Maulana syekh, kala itu Maulana syekh memerintahkan dirinya untuk membuka semua jahitan pakaian Jh. Siti raihanun. “Saya disuruh untuk melepaskan semua jahitan pakaian yang biasa dikenakan hj. Siti Raihanun untuk disimpan, raihanun akan hamil tolong lepaskan semua jahitan pakaian yang dikanakannya dan disimpan” tutur Hj. Rahmatullah meniru perkataan suaminya.

Ketika Tuan Guru Bajang Lalu Gede Muh. Zainuddin Atsani lahir dalam keadaan bersih tanpa darah, Maulana syaikh langsung menimangnya sambil memperhatikan seluruh badan cucunya. Hal ini berlangsung selama beberapa hari sebelum diberikan nama, tidak lama kemudian Hj. Rahmatullah dipanggil Maulana syeikh, “ ni wah pengentikku, iye taok jak turunan aranku, Zainuddin Atsani ye jari arannan” ( ini sudah yang akan menggantikan saya, di (Zainuddin Atsani) yang akan menggantikan namaku, Namanya Zainuddin Tsani) tutur Hj. Rahmatullah lagi-lagi menirukan perkataan Maulana Syaikh kala itu.

Bahkan maulana syekh mempercayakan keturunan Tuan Guru Bajang Lalu Gede Muh. Zainuddin Atsani yang akan mewarisi nama Zainuddin selanjutnya. Keturunan Tuan Guru Bajang Lalu Gede Muh. Zainuddin Atsani yang laki nantinya akan menjadi Zainuddin Tsalits (Zainuddin ke tiga) dan seterusnya.

Secara fisikpun antara kakek dan cucu ini bagai pinah dibelah dua. Selain itu dalam perjalanan pendidikannya juga sama. Itu artinya selain secara fisik Tuan Guru Bajang Lalu Gede Muh. Zainuddin Atsani, juga sama dalam riwayat pendidikannya,  Maulana syaikh adalah alumnus Madasah As-shaulatiyah Makkah Al Mukarramah. Sebelum wafat beliau berpesan agar Tuan Guru Bajang Lalu Gede Muh. Zainuddin Atsani melanjutkan studynya ke tempat dirinya mengenyam pendidikan terakhirnya.

Tuan Guru Bajang Lalu Gede Muh. Zainuddin Atsani tumbuh dan berkembang menjadi sosok yang konsisten terhadap masalah keagamaan sebagaimana figur seorang Tuan guru pada umumnya. Meskipun gelar Tuan guru Bajang yang ia sandang, namun tidak pernah menunjukkan rasa sombong pada setiap orang. Interaksi sosialnya yang tidak pernah membedakan antara eleman masyarakat yang satu dengan yang lainnya membuat siapa saja yang bertemu dengannya selalu merasa kagum.


Jumat, 06 Juli 2018

*BUKAN CINTA YANG ANEH?*


*BUKAN CINTA YANG ANEH?*

Tuak Nur, nama panggilannya. Ciri khasnya suka bebebet yakni mengenakan kain tenun Sasak  menjadi ikat pinggang. Sebelum aktif khidmat, Tuak Nur yang kalem dan sederhana pernah menjadi Pegawai Teladan di Balai Bahasa NTB. Wal hal, dulu dia tidak lulus cumlaude di Fakultas Sastra dan tidak juga rangking 10 besar di MDQH. *Aneh*

Apa istimewanya anak Dasan itu? Mudah ditebak, ia rajin dan telaten. Tentu tanpa tanya mengapa, jika diperintah bekerja.

Tuak Nur pulang kuliah S2 dari Universitas Udayana dan mewakafkan dirinya *mirip Tuan Guru* di Pontren Al-Mahsun Khidir NW Dasan Tapen Gerung. Tuak Nur pernah ingin bersorban tapi mimpinya tidak kesampaian. *Kasian*.

Tuak Nur hilang 8.5 tahun dipanggil negara untuk bekerja di Palangkaraya. Sepulangnya, ia sering cuti dari kantornya di jalan Lingkar dengan bermodal "nggih" untuk khidmat organisasi yg telah mendewasakannya.

Ya, Tuak Nur yg kadang dipanggil Gede Nur adalah lelaki yg selalu siap kerja 24 jam menerima titah Ummuna wa Syaikhuna. Ia mengaku masih mu'allaf di NW dengan kesadaran bahwa Ummuna adalah Pimpinan Tertinggi NW dan Syaikhuna adalah Pengganti Maulana.

Dia tidak takut dipecat ketika tugas emergency organisasi memaksanya keluar dari kantornya. Ketika BAP ketiga atas dakwa indisipliner dia pun tak melawan. Pasrah. Biarlah sudah. Tak lama kemudian dalam beberapa minggu orang yg memberinya BAP dimutasi pula.
*Aneh*.

Lelaki yang suka Wirid Nur sejak awal MDQH itu seringkali berjamaah menangis dengan sahabatnya terutama jika bercerita tentang perjuangan Perempuan Tangguh pujaan hatinya. Baginya, Ummuna adalah Ibu, Pemimpin, Teladan, Pelipur Duka, Mursyidah, dan Inspirasi Hidup tiada tara.

Tuak Nur, Wakil Dekan Sastra itu juga kerap didatangi oleh Syaikhuna ke rumahnya. Bahkan pernah dibangunkan dari tidur oleh Beliau. Ia yakin, Pemimpin Muda panutannya bukan manusia biasa. *"Ne Zainuddin Tsani, penggentik-ku"*, basen Maulana yg amat diyakininya.
(Alfatihah lahu)

Tuak Nur anak Sastra Arab yang jadi Penyelia Ahli Bahasa Indonesia sama seperti Lalu Mustajab kawannya; lulusan Sastra Arab jadi Guru PNS Bahasa Indonesia di SMAN Lingsar Lobar. Atau Halimah Sumbawa lulusan Sastra Arab Sertifikasi PAI di SMAN 2 Sumbawa. Atau Dekannya jebolan Sastra Arab jadi Dosen Bahasa Indonesia di UIN Mataram. Arab-Indonesia, AC-DC.
*Aneh?*.

Tuak Nur dikenal sebagai sosok bertanggung jawab dan tidak takut pada siapapun. Pengabdian adalah cita dan citra agung dirinya. "Biarlah saya kembali memakmurkan organisasi NW sebagai rumah besar yang harus dirawat apapun yang terjadi", ucapnya suatu hari.

*Nekat atas tekad*
*Itu tradisi Sastra*
*Percaya saja*
*Anak Sastra*
*Nyata pengabdiannya*

#CatatanDekanFakultasSastra
*_Kuliah di Sastra Yukk_*
*Share for Syi'ar*

Kenapa Ahir-ahir ini Dingin Banget ....??? Ternyata ini jawabannya



Pake baju tebal ya nnti malm...

 Ada banyak yg ngomong dan nanya, koq dalam beberapa hari terakhir ini dingin bangett ya?
Nah ini jawabanny, karena kita di bumi sedang berada di titik APHELION.

Pada 6 Juli 2018 hari ini, Bumi akan berada di titik aphelion yaitu posisi bumi berada jauh dari matahari... Dan itu menyebabkan SUHU bumi menjadi LEBIH DINGIN dan mencapai titik minimumnya.

Dalam bidang astronomi, ada sebuah istilah bernama aphelion.

Aphelion berarti jarak terjauh yang dicapai Bumi dalam orbitnya mengelilingi Matahari.
Sedangkan kebalikannya adalah perihelion, yaitu jarak terdekat Bumi dengan Matahari.
Yap, orbit Bumi itu tidak bulat sempurna, tapi berbentuk elips.

Maka itu, akan ada waktunya Bumi berada di titik terjauhnya dan juga di titik terdekatnya dengan Matahari.

Aphelion tahun ini akan terjadi 6 Juli 2018 pukul 23.48 WIB.
Karena puncaknya terjadi saat malam hari, maka kita yang berada di Indonesia dan sekitarnya tidak bisa melihat peristiwa ini, hanya saja suhu udara menjadi lebih dingin.
#ragam #info #tipsmeidiani

Peringatan!
Suhu terendah Kota Bandung dan Bogor mencapai 12 derajat Celsius selama beberapa hari ke depan dari kisaran normal biasanya hanya 18 derajat C.
Itu tandanya udara menjadi sangat dingin pada malam hari. Hal ini bisa menyebabkan bayi dan lansia mengalami gangguan kesehatan seperti mimisan, demam, hypothermia.
Informasikan kepada keluarga supaya menggunakan baju lebih tebal, kaos kaki, sarung tangan saat malam hari.

Kamis, 05 Juli 2018

YANG BAIK TAK SELALU MENARIK


*YANG BAIK TAK SELALU MENARIK*

Hans, panggilannya. Dia sekarang di Kanwil Agama NTB. Namanya seperti nama Imam Mazhab yang terkenal. Imam Hanafi. Sang Imam menolak menjadi PNS (Hakim Negara) dan dihukum oleh pemerintah atas sikap *_eweuh_* -nya. Sang Imam dijebloskan ke penjara dan dicambuk tiap hari di depan tahanan lain sebagai sarapan dan kudapan.

Hans juga keren. Dia sama seperti kebanyakan anak kelahiran Rensing yg tidak betah di rumah. Sebut saja Drs. Mahsun Ma'shum (alm.) pendiri UIN Mataram, Prof. Mansur Ma'shum mantan Rektor Unram, dan Lalu Darmawan S, MSc Direktur STMIK ASM Mataram.

Atau sebut saja kalangan muda semisal (1) Sineas & Pekerja Film dinda Nursandi, S.Si (2) Penulis & Dosen Pasca UIN dinda Dr. Muslihun, (3) Penulis produktif alumni Fakultas Sastra UNW Mataram dinda Dr.Muslihan Habib, SS yg lebih nyaman hidup di Jakarta, (4) dinda jogang Dr. Salman al-Farisi yg memilih jadi Dosen di Malaysia, (5) Buni Yani, SS yg tenar pd kasus Ahok alumni Sastra Udayana, dan yg lain. Mereka yang tak betah lama di kampung mirip dengan perjalanan hidup Imam Syafi'i ra.

Hans yang kutahu dari keluarga miskin seperti saya datang ke wilayah Gunung Sari menjadi pembina asrama & guru suka(r)ela di PP Ta'limu Sibyan NW Belencong. Dia tidak sempat menginjak tanah kelahirannya selepas tasyakkuran & ziarah MDQH. *Niatnya hanya mengabdi dan mengabdi saja*.

Saya juga mafhum bahwa menjadi pembina Asrama honornya saat itu tidak lebih dari 100ribu dan itu tak cukup untuk membayar SPP. Kutahu Sastra bukanlah fakultas yang menarik baginya tetapi telah menjadi jodoh terakhir yang dipilihkan Tuhannya.

Ada empat mahasiswa Sastra Arab di kelasnya di tahun 1997-1998. Jujur empat saja, kawan. Lelaki ini (paling rajin) disusul seorang Hafizah 30 juz bernama Supriati yang kini jadi Penyuluh PNS di Kemenag Lobar, satunya Pimpinan Pesantren, dan yang terlupakan.

Saya pernah mengajar Hans seorang diri di Mata Kuliah Stylistica (Balagah). Bagi guru sejati mengajar satu murid serius namun berhasil lebih bagus daripada tidak mengajar dan tidak berhasil.
*والحي قد يغلب الف ميت*
*"Satu orang yang hidup jiwanya mampu mengalahkan seribu orang yang kehilangan gairah hidupnya"*, tutur Maulana.

Saya ingat suatu waktu di akhir tahun 1999 dia datang ke ruangan saya di IAIN saat bimbangnya dg kitab tak berbaris untuk materi skripsinya. Dia terlihat lelah namun tak mau menyerah. Dia ngotot harus selesai meskipun satu dari tiga kawannya mengundurkan diri. Saya bersyukur punya mahasiswa nekad.

Dalam gemulai sikap dan tuturnya dia juga tidak gemetar diuji Tesisnya di Pascasarjana UIN Mataram. Ia tegar menatap penguji karena dia pernah terlatih melawan sarjana lain.

Dia bercerita bahwa dia merasakan bagaimana *Karamah Maulana Syaikh* datang menghampirinya saat pengumuman Hasil Ujian Tes CPNS. Bagaimana tidak, 20 orang yang dicari dg saingan dua ratusan sarjana lulusan PTN dalam dan luar negeri yang lulus hanya dua orang saja. Dua orang itu anak Fakultas Sastra UNW Mataram (Hanafi dan si Hafizah Cantik). 18 lowong kosong tak terisi karena dua ratusan peserta tak cukup mumpuni.
#
Saya senang dapat tumpangan Avanza menuju arah timur dan si tampan Hanafi yg jadi bos sekaligus sopirnya. Saya suka anak muda yg tetap ingat dalam syukur yang terus mengalir. Saya pengen terus (berjiwa) muda.

*Sastra, Karamah Sang Maulana*.
*_Alfatihah_*

#ceri(t)aDekanFSastra
#unwsastra
*_share for syi'ar_*

CERITA CINTA ALUMNI MDQH* *PLUS FAKULTAS SASTRA*.


[4/7 15:39] Dr Fahrurrozi Dahl: *CERITA CINTA ALUMNI MDQH*
*PLUS FAKULTAS SASTRA*.

Kami memanggilnya Fat. Adik kelas di Fakultas Sastra, si tampan dari Bermi. Dulu dia tidak gemuk. Sekarang setelah Doktor dia jadi gendut. Dr.Fathurrahman, SS, M.Ag.

Ayahnya seorang pejabat di Kemenag Lotim saat itu dan dari keluarga kaya. Saya heran pada manusia model Dinda Fat, karena (1) anak keluarga kaya tapi tidak pergi kuliah ke PTN atau PTS bergengsi; (2) hanya dia dari Pancor Bermi dari ratusan pemuda seusianya yg masuk MDQH saat itu.

Setelah terpuruk pada cinta-khilaf yang tak bisa menentramkan hatinya, ia pun bertekad bangkit dan memilih kuliah di Fakultas Sastra. Itu tahun ketiga dia di MDQH.

Setelah beberapa tahun berlalu, saya terkejut mendengar kabar bahwa dia menjadi dosen PAI di Universitas Mataram (UNRAM). Saya juga teramat senang karena dia masih mengingat baik tentang MDQH dan Fakultas Sastra.

Dia biasanya berbincang dengan saya menggunakan bahasa Pancor dengan logat Bermi. Dalam sua dan berbagai bincang lepas itu, saya melihat kemuliaan dan kepedulian hatinya berjuang untuk Nahdlatul Wathan. 

Dr. Fat adalah lelaki yg ditakdirkan tidak "tolngap" di lingkungan pesantren Darunnahdlatain NW. Tolngap mirip dg "lempas pawon care kopang". Dr. Fat mengambil beribu hikmah belajar langsung dari Maulana. Hal yg tidak dilakukan oleh penduduk kampungnya.

Fakultas Sastra telah mengantarkannya ke UII Yogyakarta, lalu ke UIN Surabaya. Berkah itu pula yang mengantarnya menjadi Kaprodi S2 PAI Pascasarjana UIN Mataram.
Katanya: *_sastra nyata berkahnya_*

Dia diberi dan in sya Allah diridlai.
Dia berusaha, sukses diraihnya.

*Mari Dinda, kita jaga diri*,
*jaga hati*,
*berjuang untuk Nahdlati*
*Moga hidup kita semua terberkati*
*Berkah ngiring*
*Sang Raja Diraja Wali*
Amin.

#catatandekanFSastra
[5/7 07:35] Dr Fahrurrozi Dahl: *ADIKKU, I LOVE YOU*

Kalau ada Sahabat setia yang paling *semangat sekaligus menyebàlkan* dialah orangnya. Dia mau ikut apa dan kemana tanpa pernah bertanya.

Kelas 1 Muallimin saya botak, dia ikut. Kelas 2 botak dia juga ikut.  Saya pindah mondok, dia ikut. Saya punya ukhti kenalan, dia ikut. Saya kuliah di Sastra, dia juga ikut. Sebel kaan?

Saya mengajaknya mengumpulkan sandal di banjir kali Tojang Pancor Sanggeng dan memilahnya untuk dipakai oleh kami dan penghuni Asrama, dia juga tidak bertanya. Dia hanya manggut-manggut setelah beberapa pasang sandal bekas yang alasnya telah dibalik siap dipakai banyak orang. Sebel!!!

Itu juga yg kami lakukan setiap Zikral Hauliyah menjadi tukang sapu dan mendapatkan dua tiga pikulan sandal sebelah yg masih hidup. Kami pasangkan sekenanya di sekretariat Senat MDQH lalu kami jejerkan sepanjang teras al-Abrar. Esok hari biasanya hanya tertinggal beberapa saja. Dia tentu mafhum. Sebel!!!.

Saya marah sambil sedikit bersorak saat dia ke kampus menggunakan sarung putih lusuh berkerut. Bukan karena lusuhnya tapi dia gunakan dua sarung sekaligus. Sebel!!!
Di kemudian hari saya sedih karena ternyata dua sarung itu ada yang robek depan ada yang robek belakang.

Dia manut saja saat saya minta mengajar di lereng Rinjani di pelawangan Senaru dgn celana pemberian teman sambil menyelesaikan skripsinya. Maaf telah membuatmu jauh dariku, Dinda.

Dia manut saja mengajar di hutan wal hal punya madrasah n Bapaknya Kepala Sekolah SDN Gunung Amuk.

Saya nikah, dia juga tak sabaran. Pengen ikut. Saya kuliah di Universitas Terbuka,  lagi-lagi ... .... ikut-ikutan. Dia harus turun gunung tentu saat itu. "Kak pinjam Modul dan Tugas Mandiri", katanya. Gratisan.
Sebel!!!

Saat sowan di pondok singgah bertembok bata mentah di Kediri dia juga mau ikutan. Dia mau ikutan jadi CPNS di tahun itu. Ikut saya tentu. Sebeeeellll.

Entah bagaimana takdirnya berjalan dia bisa saya temui di Kantor KUA Pringgarata sdg mencatat nama dedare dan terune yg menikah.

Saya bersyukur bertemu sahabat menyebalkan dari sekian kawan diskusi dan kawan mengaji tanpa tendensi itu ini. Bagi kami alumni Fakultas Sastra, PNS bukan cita-cita tertinggi.

Kawan,
*pria tampan yg saya temui di Pesantrennya menjadi ustaz sekaligus tukang sapu, tukang amplifier, tukang soder, tukang ledeng, tukang listrik, tukang besi, tukang kayu, peternak ayam, penjaga madrasah, pemikul gabah, yg kini juga mahasiswa Pasca UIN ternyata sekarang telah mendapat bonus menjadi Guru PNS di MAN 1 Praya*.

Syukur yang tiada Tara telah mendapatkan pelajaran ketekunan, kegigihan, kesabaran dan moga keikhlasan dari Maulana Syaikh.  *_Alfatihah untukmu Maha Guru_*.

Maaf, adikku ISA Qutbuddin, QH, SS. Kakak akui, kakak lebih menyebalkan. Karena kakak tak punya Pondok Pesantren.
Maafkan Kakak.
Salam ma adik, kakak & Inak.

#CatatanDekanFSastra
#UNWMataram
*_Share for Syi'ar_*

Selasa, 03 Juli 2018

Catatan Cinta dari Gunung Galesha untuk MDQH Tercinta



*Catatan Cinta*
*dari Gunung Galesha*

Saya *Halimah*, dari Gunung Galesha,  ujung dusun di timur Moyo Hilir Sumbawa. Tahun 1990 saya tamat MDQH dan menyempatkan Kuliah Sastra Arab di UNW Mataram (tamat 1995).

Saya bersyukur dalam kondisi bolak-balik Sumbawa Lombok, saya dapat mengisi titah Maulana agar bisa menjadi sarjana.

Saya tidak tahu untuk apa ijazah Ma'had dengan predikat rangking 1. Saya juga tidak tahu ijazah Sastra untuk apa.

Saat hiruk pikuk mengurus pesantren Gunung Galesha, tahun 2008 saya dan ustz Basar mencoba ikut tes CPNS untuk formasi guru Bahasa Arab. Ada senyum terkulum dalam rasa tak percaya, ijazah UNW Mataram diterima setara dg PTN lainnya. Saat ini saya mengajar di SMAN 2 Sumbawa Besar dan ustz Basar, SS di SMAN Plampang.

Kesyukuran yang tak terkira, saya masih menyimpan rindu penuh haru pada Ma'had almamaterku. Kesyukuran *sami'na wa atho'na* tanpa batas.

Saya masih ingat pesan Maulana jelang tamat dahulu. "Kamu harus pulang dan tidak boleh menikah di sini (Lombok)". Saya (terpaksa) harus menepis rindu yang lain dan menghabiskan sisa hidup saya mengisi *_pesan cinta penuh makna dari Maulana_* di Gunung Galesha.

*Alfatihah*,
untukmu Guruku
Pujaan hatiku

Benarkah nama negara kita INDONESIA diberi nama sesuai dgn akronim para WALI SONGO?



SUBHANALLAH..
Benarkah nama negara kita INDONESIA diberi nama sesuai dgn akronim para WALI SONGO?

1. I   Ibrahim Malik (Sunan
        Gresik)
2. N  Nawai Macdhum (Sunan
         Bonang)
3. D  Dorojatun R Khosim
         (Sunan Drajat)
4. O  Oesman R Djafar Sodiq
         (Sunan Kudus)
5. N  Ngampel R Rahmat
         (Sunan Ampel)
6. E  Eka Syarif Hidayatullah
         (SunanGunungJati)
7. S   Syaid Umar (Sunan
          Muria)
8. I    Isyhaq Ainul Yaqin
         ( Sunan Giri)
9. A  Aburahman R Syahid
         (Sunan Kalijaga)

Jumlah huruf INDONESIA 9 sesuai dgn jumlah Wali/Alim Ulama dikala itu = WaliSongo atw 9 Wali.
laluuuuuu...

Pernahkah  Kita Menghitung Angka dari
Kata  "INDONESIA" ???

SUBHAANALLAH,
Akan di dapat Keajaiban  yang luar biasa,

Mari, Kita coba Hitung :
Abjad = Urutan Angka

I : 9
N : 14
D : 4
O : 15
N : 14
E : 5
S : 19
I : 9
A : 1

Dari Semua Angka, yang Muncul Hanya
Angka  "1-9-4-5", 

Tdk ada angka 2,3,6,7,8

Tentu ini Bukan Kebetulan...
Ini adalah Kehendak dan Karunia dari ALLAH SUBHAANALLAHU WA TAÀLA.

Mari Coba Kita Jumlahkan semua Angka dari
Kata "INDONESIA", jumlahnya "90",
Dalam AL QURÀN,
Surat ke-90 adalah
Surat Al-Balad,
yang Artinya "NEGERI"

Tentu ini Bukan Suatu
Kebetulan ini semua Karunia yang Luar Biasa dari Allah Subhaanallaahu wa taàla.

Mungkin ini Juga Jawaban pada HADITS ROSULLULAH
yang Mengatakan       Bahwa                                                                                      akan ada Negeri di atas Awan Bernama
Samudra...
yang di-Kelilingi Air dan menghasilkan Banyak Ulama...
Ternyata Negeri itu adalah...
 INDONESIA- Baldatun Thoyyibatun Wa Robbun Ghofur

Mari kita jadikan INDONESIA menjadi Negara yang bermartabat, berdaulat dan kita wujudkan Rohmatan lil 'alaamiin...

Bagikan kepada yang lain, agar menambah pengetahuan kita ....

MENGAPA KITA MISKIN...????






Ada seorang yg miskin bertanya pada Sang Guru Bijak, 

*"Mengapa aku menjadi orang yg sangat miskin dan selalu mengalami kesulitan hidup ?"*

Sang Guru menjawab,
*"Karena engkau tidak pernah berusaha untuk memberi pada orang lain."*

"Tapi saya tidak punya apapun untuk di berikan pada orang lain, jawab si miskin.

Sang Guru Bijak berkata :
"Sebenarnya engkau masih punya banyak untuk engkau berikan pada orang lain."

"Apakah itu, guru?"

Sang guru mejawab:

1. Dengan Mulut yang engkau punya, engkau bisa berikan senyuman & pujian.

2. Dengan Mata yang engkau punya, engkau bisa memberikan tatapan yg lembut.

3. Dengan Telinga yang engkau punya, engkau bisa memberikan perhatian untuk mendengar keluh kesah orang di sekitar mu.

4. Dengan Wajah yang engkau punya, engkau bisa memberikan keramahan.

5. Dengan Tangan yang engkau punya, engkau bisa memberikan bantuan & pertolongan pada orang lain yang membutuhkan & masih banyak lagi.

Jadi sesungguhnya kamu bukanlah miskin, hanya saja engkau tidak pernah mau memberi pada orang lain.

Itulah yg menyebabkan orang lain juga tidak pernah mau memberikan apapun pada dirimu.

Engkau akan terus seperti ini jika engkau tidak mau memberi & berbagi pada orang lain & siapapun.

Pulanglah... & Berbagilah.... pada orang lain dari apa yang masih engkau punya, agar orang lain juga mau berbagi denganmu.
Memberi tidak di tentukan oleh seberapa besar atau kecil, tapi berdasarkan.... kebutuhan.

Ada yang butuh di Dengarkan
Ada yang butuh di Kuatkan
Ada yang butuh Di Perhatikan
Ada yang butuh Di Semangati
Ada yang butuh diberi Pengharapan

Saudaraku, ....

SELALU LAKUKAN YANG TERBAIK,

Apa yang kita TANAM sekarang Akan kita TUNAI di kemudian Hari.

Ketika kita menanam PADI mungkin rumput ikut Tumbuh, ketika kita menanam Rumput tidak mungkin Padi ikut Tumbuh
Jadi, Ketika kita melakukan KEBAIKAN mungkin hal buruk bisa terjad .....TAPI....,
Ketika kita melakukan KEBURUKAN tidak mungkin muncul KEBAIKAN.

MARI,  TETAPLAH BERBUAT KEBAIKAN SEKECIL APAPUN YANG BISA KITA LAKUKAN walaupun hanya berupa doa / senyuman / sapaan ringan yg baik.

Semoga bermanfaat,

KISAH UNTUK PENCARI ILMU



KISAH UNTUK PENCARI ILMU

Ada seorang santri dari Indonesia menuntut ilmu di Rubath Tarim pada zaman Habib Abdullah bin Umar Asy-Syathiri. Setelah di sana 4 tahun, santri itu minta pulang. Dia pamit minta izin pulang kepada Habib Abdullah.
 “Habib, saya mau pulang saja.”
 “Lho, kenapa?” tanya beliau.
 “Bebal otak saya ini. Untuk menghafalkan setengah mati, tidak pantas saya menuntut ilmu, saya minta izin mau pulang.”
 Habib Abdullah berkata “Jangan dulu, sabar.”
 “Sudah Bib, saya sudah empat tahun bersabar, sudah tidak kuat, lebih baik saya menikah saja.”
 Lalu beliau berkata “Sebentar, saya mau mengetes dulu bagaimana kemampuanmu menuntut ilmu.” santri itu menjawab “Sudah bib, saya menghafalkan setengah mati, tidak hafal- hafal.”

Habib Abdullah kemudian masuk ke kamar, mengambil surat-surat untuk santri itu. Pada masa itu surat-surat dari Indonesia ketika sampai di Tarim tidak langsung diberikan. Surat tersebut tidak akan diberikan kecuali setelah santri itu menuntut ilmu selama 15 tahun.
 Kemudian Habib Abdullah menyerahkan seluruh surat itu kepadanya, kecuali satu surat.
 Setelah diterima, dibacalah surat-surat itu sampai selesai. Satu surat yang tersisa kemudian diserahkan.
 “Ini surat siapa?” tanya Habib.
 “Owh, itu surat ibu saya.”
 “Bacalah!”
 Santri itu menerima surat dengan perasaan senang, kemudian dibacanya sampai selesai.
 Saat membaca, kadang dia tersenyum sendiri, sesekali diam merenung, dan sesekali dia sedih.
 “Sudah kamu baca?” tanya beliau lagi.
 “Sudah ya habib.” “Berapa kali?” tanya beliau.
 “Satu kali ya habib." “Tutup surat itu! Apa kata ibumu?”
 “Ibu saya berkata saya disuruh mencari ilmu yang bener, bapak sudah membeli mobil baru. Adik saya sudah diterima bekerja di sini, dan lain-lain.”
 Isi surat yang panjang itu dia berhasil menceritakannya dengan lancar dan lengkap. Tidak ada yang terlewatkan.
 “Baca satu kali kok hafal? Katanya bebal gak hafal-hafal, sekarang sekali baca kok langsung hafal dan bisa menyampaikan.” kata Habib dengan pandangan serius.
 Santri itu bingung tidak bisa menjawab. Dia menganggap selama ini dirinya adalah seorang yang bodoh dan tidak punya harapan. Sudah berusaha sekuat tenaga mempelajari ilmu agama, dia merasa gagal. Tetapi membaca surat ibunya satu kali saja, dia langsung paham dan hafal.

Habib Abdullah akhirnya menjelaskan kenapa semua ini bisa terjadi. Beliau mengatakan:

ﻷﻧﻚ ﻗﺮﺃﺕ ﺭﺳﺎﻟﺔ ﺃﻣﻚ ﺑﺎﻟﻔﺮﺡ ﻓﻠﻮ ﻗﺮﺃﺕ ﺭﺳﺎﻟﺔ ﻧﺒﻴﻚ ﺑﺎﻟﻔﺮﺡ
 ﻟﺤﻔﻈﺖ ﺑﺎﻟﺴﺮﻋﺔ

“Sebab ketika engkau membaca surat dari ibumu itu dengan perasaan gembira. Ini ibumu, coba jika engkau membaca syariat Nabi Muhammad Saw dengan bahagia dan bangga, ini adalah Nabiku, niscaya engkau sekali baca pasti langsung hafal. ”

Banyak saudara-saudara kita (atau malah kita sendiri) yang tanpa sadar mengalami yang dirasakan santri dalam kisah di atas. Jawabannya adalah rasa cinta. Kita tidak menyertakan perasaan itu saat membaca dan mempelajari sesuatu, sehingga kita merasa diri kita bodoh dan tidak punya harapan sukses.

Banyak orang merasa bodoh dalam pelajaran, tetapi puluhan lagu-lagu cinta hafal di luar kepala. Padahal tidak mengatur waktu khusus untuk menghapalkannya.

ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﻓﺘﺢ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﻓﺘﻮﺡ ﭐﻟﻌﺎﺭﻓﻴﻦ ﻭﺍﺭﺯﻗﻨﺎ ﻓﻬﻢ ﺍﻟﻨﺒﻴـﻴﻦ ﻭﺇﻟﻬﺎﻡ ﭐﻟﻤﻼﺋﻜﺔ
 ﺍﻟﻤﻘﺮﺑﻴﻦ ﺑﺮﺣﻤﺘﻚ ﻳﺂ ﺃﺭﺣﻢ ﺍﻟﺮﺍﺣﻤﻴﻦ

(Habib Abdullah bin Umar Assyatiriy adalah ayahanda Habib Salim bin Abdullah Assyatiriy)

Senin, 02 Juli 2018

Catatan Senat MDQH 33 *Asst. Prof. Dr. TGH. Fahrurrozi, MA*



Catatan Senat MDQH 33
*Asst. Prof. Dr. TGH. Fahrurrozi, MA*

Mungkin hanya saya alumni MAPK Negeri yg tidak kuliah ke PTN bergengsi. Razi, anak tak berada dari Penendem Keruak pinggir kali.

Saya lulus tes beasiswa di Universitas Islam Madinah dan tanpa alasan kelulusan tidak mampu mengantarkan ke tujuan. Saya tertegun ketika saya ditenangkan oleh Maulana agar ngaji di Ma'had saja.

Bersama al-Washithi putra TGH. Mahmud Yasin (rh) saya kuliah di Fakultas Sastra. Suatu hari saya bimbang tak mampu membayar kuliah. Tidak ada uang. Menghadap timur di al-Abrar, saya sedih dalam tangis tertahan sambil berulang membaca doa Siti Aisyah (يا سابع النعم) di Hizib Nahdlatul Wathan.

Tiba-tiba, seseorang datang memberikan amplop, lalu kemudian menghilang. Tiga hari saya umumkan di al-Abrar siapa pemiliknya & untuk amal apa. Hingga suatu malam Maulana Syaikh datang. "Kepeng-meq ini", basen beliau. Saya terbangun.

Maulana sayang semua muridnya dulu, kini dan seterusnya. Alhamdulillah, khidmat santri yang nikmat. (*)

Rambut Panjang Dalam Islam !!!! Bolehkah....????

  DALAM  Islam sesungguhnya rambut panjang bagi pria tidak dilarang, namun hendaknya dirawat sebagaimana mestinya .   Rasullulah sendiri ter...