Kamis, 05 Juli 2018

YANG BAIK TAK SELALU MENARIK


*YANG BAIK TAK SELALU MENARIK*

Hans, panggilannya. Dia sekarang di Kanwil Agama NTB. Namanya seperti nama Imam Mazhab yang terkenal. Imam Hanafi. Sang Imam menolak menjadi PNS (Hakim Negara) dan dihukum oleh pemerintah atas sikap *_eweuh_* -nya. Sang Imam dijebloskan ke penjara dan dicambuk tiap hari di depan tahanan lain sebagai sarapan dan kudapan.

Hans juga keren. Dia sama seperti kebanyakan anak kelahiran Rensing yg tidak betah di rumah. Sebut saja Drs. Mahsun Ma'shum (alm.) pendiri UIN Mataram, Prof. Mansur Ma'shum mantan Rektor Unram, dan Lalu Darmawan S, MSc Direktur STMIK ASM Mataram.

Atau sebut saja kalangan muda semisal (1) Sineas & Pekerja Film dinda Nursandi, S.Si (2) Penulis & Dosen Pasca UIN dinda Dr. Muslihun, (3) Penulis produktif alumni Fakultas Sastra UNW Mataram dinda Dr.Muslihan Habib, SS yg lebih nyaman hidup di Jakarta, (4) dinda jogang Dr. Salman al-Farisi yg memilih jadi Dosen di Malaysia, (5) Buni Yani, SS yg tenar pd kasus Ahok alumni Sastra Udayana, dan yg lain. Mereka yang tak betah lama di kampung mirip dengan perjalanan hidup Imam Syafi'i ra.

Hans yang kutahu dari keluarga miskin seperti saya datang ke wilayah Gunung Sari menjadi pembina asrama & guru suka(r)ela di PP Ta'limu Sibyan NW Belencong. Dia tidak sempat menginjak tanah kelahirannya selepas tasyakkuran & ziarah MDQH. *Niatnya hanya mengabdi dan mengabdi saja*.

Saya juga mafhum bahwa menjadi pembina Asrama honornya saat itu tidak lebih dari 100ribu dan itu tak cukup untuk membayar SPP. Kutahu Sastra bukanlah fakultas yang menarik baginya tetapi telah menjadi jodoh terakhir yang dipilihkan Tuhannya.

Ada empat mahasiswa Sastra Arab di kelasnya di tahun 1997-1998. Jujur empat saja, kawan. Lelaki ini (paling rajin) disusul seorang Hafizah 30 juz bernama Supriati yang kini jadi Penyuluh PNS di Kemenag Lobar, satunya Pimpinan Pesantren, dan yang terlupakan.

Saya pernah mengajar Hans seorang diri di Mata Kuliah Stylistica (Balagah). Bagi guru sejati mengajar satu murid serius namun berhasil lebih bagus daripada tidak mengajar dan tidak berhasil.
*والحي قد يغلب الف ميت*
*"Satu orang yang hidup jiwanya mampu mengalahkan seribu orang yang kehilangan gairah hidupnya"*, tutur Maulana.

Saya ingat suatu waktu di akhir tahun 1999 dia datang ke ruangan saya di IAIN saat bimbangnya dg kitab tak berbaris untuk materi skripsinya. Dia terlihat lelah namun tak mau menyerah. Dia ngotot harus selesai meskipun satu dari tiga kawannya mengundurkan diri. Saya bersyukur punya mahasiswa nekad.

Dalam gemulai sikap dan tuturnya dia juga tidak gemetar diuji Tesisnya di Pascasarjana UIN Mataram. Ia tegar menatap penguji karena dia pernah terlatih melawan sarjana lain.

Dia bercerita bahwa dia merasakan bagaimana *Karamah Maulana Syaikh* datang menghampirinya saat pengumuman Hasil Ujian Tes CPNS. Bagaimana tidak, 20 orang yang dicari dg saingan dua ratusan sarjana lulusan PTN dalam dan luar negeri yang lulus hanya dua orang saja. Dua orang itu anak Fakultas Sastra UNW Mataram (Hanafi dan si Hafizah Cantik). 18 lowong kosong tak terisi karena dua ratusan peserta tak cukup mumpuni.
#
Saya senang dapat tumpangan Avanza menuju arah timur dan si tampan Hanafi yg jadi bos sekaligus sopirnya. Saya suka anak muda yg tetap ingat dalam syukur yang terus mengalir. Saya pengen terus (berjiwa) muda.

*Sastra, Karamah Sang Maulana*.
*_Alfatihah_*

#ceri(t)aDekanFSastra
#unwsastra
*_share for syi'ar_*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rambut Panjang Dalam Islam !!!! Bolehkah....????

  DALAM  Islam sesungguhnya rambut panjang bagi pria tidak dilarang, namun hendaknya dirawat sebagaimana mestinya .   Rasullulah sendiri ter...