Rabu, 19 September 2018

Dokumen sejarah intelektual Nusantara


Dokumen sejarah intelektual Nusantara:
Ijazah ini sepanjang sejarah Madrasah asshaulatiyah berdiri hanya ini Ijazah yang ditulis tangan lansung oleh salah seorang guru besar TGKH M.Zaunuddin AM. Ijazah ini tidak lazim dalam tradisi Madrasah asshaulatiyah sepanjang zaman. Biasanya ijazah shaulatiyah tertulis Si A lulus dalam ujian, menyelesaikan pelajarannya, maka kepadanya diberikan Ijazah Jayyid atau istimewa Dan sebagainya. Justru yang dicantumkan lansung gelar yang melekat pada pemilik Ijazah ini: AL-AKH AL-FADHIL AL-MAHIR AL-KAMIL AL-SYAIKH MUHAMMAD ZAINUDDIN ABDUL MADJID ALANFANANY. saudara yang MULIA, Sang Genius Sempurna, Guru terhormat ZAINUDDIN ABDUL MADJID. Itulah mutiara intelektual Nusantara yang tak tertandingi pada masanya( Ibnu zamananihi) bahkan Sebagian guru besar beliau menyebutnya Sibawaihi zamaanihi. Yang tak tertandingi. Nilai Ijazah ini tidak Ada yang tidak bernilai 10 dalam semua Mata pelajaran bahkan dibumbuhi Tanda Bintang dalam setiap nilainya, sampai yang mengherankan mudir asshaulatiyah saat itu maulanassyaikh Salim Rahmatullah Generasi Ketiga dari (pendiri Madrasah asshaulatiyah Syaikh Muhammad Rahmatullah ibn khalil alrrahman alkiranawy alutsmany Dan Syaikh Muhammad saiid yang merupakan keponakan kandung dari pendiri Madrasah asshaulatiyah) mengungkapkan Cukup satu saja murid Madrasah asshaulatiyah asalkan seperti ZAINUDDIN yang semua jawabannya menggunakan syair termasuk ilmu falak yang sulit sekalipun.
Berikutnya Ijazah ini ditandatangani oleh 7 atau 8 guru besar Madrasah asshaulatiyah yang tidak lazim dalam Ijazah manapun. Tertanda tangan dalam Ijazah syahadah ma'a addarajah assyaraf alulaa/ atau lebih tinggi dari predicate summacumlaude Selain mudir asshaulatiyah 1.M.Syaikh Salim Rahmatullah. 2.Maulanassyaikh hasan almassyhath (guru utama NAHDHATUL WATHAN) 3.Syaikh Umar Hamdan (Imam ahli hadist) 4.Syaikh abdullah albukhary (mufti stambul) 5.Syaikh Mukhtar Makhdum 6. Syaikh Muhyiddin Shobir 7. SYaikh Daud Arrumany.
Terlihat jaringan keulamaan maulanassyiakh sangat kuat dengan Ulama Ulama dunia.
Ini penting diketahui oleh Warga Nahdliyyin agar faham bagaimana penghargaan Ulama dunia terhadap pendiri NWDI.NBDI Dan NW. Sehingga kita dapat melanjutkan perjuangan beliau untuk misi yang sama li i'laai kalimatillah wa izzil Islam wal muslimin..
Semoga barokah ilmu guru besar kita tercurah kepada kita semua. Amin.
Described by Dr H Fahrurrozi

Kamis, 06 September 2018

5 Alasan BIL di Rubah NAMA


Dari Dr. TGH. Fahurrozi Dahlan, MA.
Kutipan yg menarik dri tulisan Bandar Udara Zainuddin Abdul Madjid International Airport (ZAMIA).yg layak tuk kita renungkan, sbgai berikut :
----
Nah terkait dengan perubahan nama Bandara Internasional Lombok ( BIL). Sedikitnya ada 5 alasan kenapa BIL juga perlu dirubah menjadi Bandar Udara Zainuddin Abdul Madjid International Airport (ZAMIA).
Pertama: Menghargai pahlawan bangsa sebagai orang yang berjasa terhadap masyarakat nusa dan bangsa.
Kedua: Memberikan informasi kepada dunia bahwa Lombok memiliki tokoh ulama yang kharismatik yang mengharumkan nama bangsa dalam bidang pendidikan sosial dan dakwah.
Ketiga: Nama tokoh menjadi branding yang paling strategis untuk mempopulerkan daerah.
Keempat: BIL bukan milik segelintir orang BIL milik masyarakat NTB juga Pahlawan Nasional Maulanassyaikh TGKH MUHAMMAD ZAINUDDIN ABDUL MAJID bukan hanya milik masyarakat NTB tapi sudah menjadi milik nasional maka sangat pantas untuk disematkan di tempat yang strategis termasuk di bandarudara.
Kelima: Patut diapresiasi bahwa perubahan nama BIL menjadi Bandar Udara  ZAM Airport bukan karena faktor kekuasaan apalagi politis. Ini semata mata penghargaan bangsa terhadap tokoh yg berjasa. Maka segenap elemen masyarakat semestinya mencoba memahami ini secara arif dan bijaksana sambil kita berusaha mengangkat tokoh tokoh yang lain seperti TUAN GURU SALEH HAMBALI dan tokoh NTB yang lain. Wallahua’alam Bishawab

[ Re-Branding Lombok Internasional Airport , perlu ? ]


[ Re-Branding Lombok Internasional Airport , perlu ? ]

Pro – kontra tentang usulan rencana untuk merubah nama Lombok Internasional Airport menjadi TGKH Zainul Abdul Madjid Airport mengusik saya untuk mencoba berbagi pemikiran terkait hal ini.

Sebagai praktisi  di bidang kreatif strategi saya mencoba meneropongnya dari sisi bagaimana branding airport seharusnya dilakukan.

Memilih nama yang tepat untuk sebuah airport adalah sebuah pekerjaan yang tidak mudah. Co-Founder & CEO StartJG Mike Curtis yang merupakan  sebuah perusahaan Agen kreatif global yang  telah memiliki pengalaman Internasional di dalam melakukan rebranding di beberapa bandara paling terkenal di dunia, antara lain seperti Dubai Airports dan Qatar's Hamad International,   menjelaskan bahwa memberikan nama dari sebuah Airport itu lebih dari sekedar mencerminkan  sebuah "fasilitas fungsional", melainkan nama sebuah Airport  adalah cerminan  dari "pernyataan kebanggaan nasional"

Sebuah rencana rebranding Airport menjadi penting disaat kondisi airport itu secara bisnis memang perlu untuk dilakukan perubahan yang tujuannya adalah untuk memperluas, mengembangkan dan mengkomunikasikan visi yang lebih jelas mengenai masa depan airport, masa depan kota, masa depan propinsi atau bahkan negara,  dalam pasar yang semakin kompetitif saat ini, kebutuhan akan merek untuk menjadi bisa menonjol adalah sesuatu yang penting untuk dihargai.

Nama airport itu selain penting juga bisa memberikan dampak besar bagi masyarakat  yang dilayaninya,  Karena terkait sangat  erat dengan identitas, budaya dan warisan kota atau negara, kita sama – sama tahu airport sering dinamai berdasarkan wilayah geografis di sekitarnya, nama dari sebuah landmark utama ataupun nama dari pemimpin, pahlawan nasional yang berpengaruh.

Di seluruh dunia, ada perbedaan yang signifikan dalam bagaimana daerah memilih nama airport mereka. Sebuah tesis doctoral di Eropa pada tahun 2011 yang mencoba mengeksplorasi tren di dunia global menyangkut hal ini  disimpulkan bahwa ternyata menamai airport berkaitan dengan sesuatu yang paling menjadi ikon daerah itu, baik itu berupa atraksi alam ataupun sesuatu buatan manusia , sementara di airport-airport di Amerika Latin sering menggunakan nama pemimpin politik atau tokoh revolusioner. Secara keseluruhan, lebih dari 75% airport di seluruh dunia diberi nama berdasarkan sebuah tempat, sisanya dinamakan berdasarkan nama tokoh yang berpengaruh di Negara itu.

Dalam memilih nama harus dipertimbangkan berbagai aspek secara keseluruhan, baik itu menyangkut tujuan bisnis , visi jangka panjang airport, nilai-nilai sejarah ataupun budaya masyarakat setempat , dan image yang bisa timbul dimata para penumpang baik domestik dan internasional, hal ini semua diharapkan dapat tercermin kuat dari nama airport yang diberikan.
Dan yang tidak kalah pentingnya didalam memberikan nama kepada sebuah airport itu berdasar kepada apa yang menjadi keinginan masyarakat luas dimana airport itu berada.

Kita ambil Contoh misalnya di Singapura, baru – baru ini dilakukan gerakan melalui sebuah petisi online  yang ditandatangani oleh lebih dari 12.000 orang yang mengusulkan untuk mengganti nama Bandara Changi dengan nama almarhum Lee Kuan Yew, perdana menteri pendiri negara tersebut, kemudian terkumpul  12.481 tanda tangan, petisi tersebut kemudian di sampaikan kepada  Menteri Perhubungan Singapura Lui Tuck Yew dan telah diterima oleh pemerintah untuk dipertimbangkan, dan Jika berhasil, bandara Changi akan dikenal sebagai Bandara Internasional Lee Kuan Yew.

Melakukan rebranding dari sebuah airport membutuhkan perlibatan banyak pemangku kepentingan mulai dari pembuat keputusan, para wakil rakyat , tokoh masyarakat, otorita bandara, kementerian pusat , pihak swasta , intinya seluruh komponen masyarakat yang mencakup otoritas baik nasional ataupun lokal

Rebranding sebuah airport dapat memberikan pengaruh besar terhadap kesan pertama  di benak para wisatawan tentang suatu daerah tujuan wisata , terutama tentang bagaimana peningkatan fasilitas dan layanan di airport tersebut

Melakukan Rebranding Lombok International Airport  dengan berganti nama menjadi Maulana Syaikh International Airport ataupun Bandara Internasional Tuan Guru Zainuddin Abdul Madjid adalah suatu langkah Re-Branding  yang dapat semakin memperkuat identitas ke –NTB an dalam segala aspeknya ,

dalam aspek ketokohan, beliau adalah Sosok yang diberikan anugerah penghargaan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Jokowi , jadi jelas tidak perlu diragukan,

dalam aspek branding , nama Maulana Syaikh dapat mampu menjadi “ Hero Icon “ yang bisa dimunculkan sebagai penguat citra NTB diantara propinsi-propinsi lain di Indonesia ,

dalam Aspek Pariwisata , Sosok Maulana Syaikh dapat menjadi maghnet baru dari ketertarikan wisatawan untuk mengetahui “ Napak Tilas Sang Maulana “ sebagai Pahlawan Nasional yang kemudian bisa dikemas untuk menjadi sebuah paket perjalanan wisata.

Intinya, Re-Branding LIA akan  menjadikan NTB tidak hanya terkenal dengan pariwisatanya tetapi juga terkenal karena sosok dari Seorang Maulana Syaikh yang telah memberikan contoh warisan keilmuan, warisan sosial, dari generasi ke  generasi di propinsi kita yang tercinta ini.

Re-Branding LIA adalah awal Re-Branding NTB mendunia , Setuju ?

Taufan Rahmadi
Praktisi Kreatif Strategi

www.taufanrahmadi.com

Rambut Panjang Dalam Islam !!!! Bolehkah....????

  DALAM  Islam sesungguhnya rambut panjang bagi pria tidak dilarang, namun hendaknya dirawat sebagaimana mestinya .   Rasullulah sendiri ter...