Senin, 25 Juni 2018
BERJUANG IKHLAS TANPA KATA MENYERAH
Bismillah!
Ummuna!
Peluh tak berkeming, mengalir deras dipundaknya.
Terkadang mengalir deras dipipinya.
Mengeluh! Bukan pribadinya dan bersabar adalah karakternya.
Pernahkah kau berpikir, hari ini kau di Kalimantan,
satu jam kemudian di Jakarta dan tak lama kembali ke Lombok,
kau akan letih jika bukan karena keikhlasan.
Jarak tak kan lagi terhitung, tapi usia akan berakhir dalam derasnya perjuangan ini.
Wahai kita para pecinta
Wahai kami para abituren
Tak pernah terbersit dari lisan beliau akan meminta materi dari kita
Tapi beliau tetap setia melangkah.
Tak pernah beliau bertutur akan minta fasilitas untuk menjamin perjuangan beliau,
Tapi demi Allah beliau tak pernah mundur.
Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Anjani berdiri tegak,
Dan tak pernah melibatkan kita berdiri didepan untuk menggandeng tangan beliau
Membesarkan dan memperjuangkannya.
Sedang, kita datang kesini menuntut ilmu,
mencari akhirat, mencari keberkahan,
bahkan tak bisa dinapikan, dunia pun kita proleh disini.
Dan ternyata, Ummuna yang memberikan dan memfasilitasi kita,
Dan perjuangan beliau tak untuk pribadi, tapi jauh lebih bijak
Beliau berjuang untuk anak cucu jama’ah Nahdlatul Wathan.
Ummuna!
Kami sering menyaksikan airmata itu mengalir indah dipipimu, tapi terkadang
Kami tak sadar bahkan benar-benar tak mau menyadari,
Kami banyak yang suuzzon, banyak yang merasa bosan,
Terkadang mencemooh bahkan tak perduli.
Tapi hari ini, kami ingin membuka mata hati dan akan mencoba menyadarkan diri
Bahwa sesungguhnya airmata itu adalah kasih sayang, airmata itu dalah perjuangan
Airmata itu adalah ketulusan dan airmata itu adalah cintamu untuk kami semua.
Kini usia dan fisik itu tak lagi kekar seperti dulu,
Akankah kau tega melihat beliau berjuang sendiri,
Sudikah hatimu membiarkan beliau terhempas kerasnya perjuangan,
Masih ringankah hatimu membiarkan butiran bening itu mengalir deras di pelupuk beliau?
Tega, sungguh tega!
Tangisan beliau adalah kesedihan kita bersama,
Kita harus berdiri tegak, WUJUDKAN PEKAYUNAN BELIAU
Beliau sudah korbankan sisa hidup beliau untuk kita dan anak cucu kita
SENYUM BELIAU ADALAH KEBAHAGIAAN KITA BERSAMA.
Ummuna!
Kami selalu berharap engkau akan selalu menemani
hangatnya majelis majelis ilmu di Nahdlatul Wathan
menghiasi keringnya pandangan kami,
menyejukkan gersangnya hati kami,
semoga Allah limpahkan usia yang panjang. Aamiin
11 Syawal 1439 H. elhaetamy
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Rambut Panjang Dalam Islam !!!! Bolehkah....????
DALAM Islam sesungguhnya rambut panjang bagi pria tidak dilarang, namun hendaknya dirawat sebagaimana mestinya . Rasullulah sendiri ter...
-
STOP POLITIK FITNAH Jangan karena tidak menerima ketentuan Allah lalu kita memfitnah yang lain. Jangan sampai Politik dunia memecahkan ...
-
Ada seorang yg miskin bertanya pada Sang Guru Bijak, *"Mengapa aku menjadi orang yg sangat miskin dan selalu mengalami ...
-
[4/7 15:39] Dr Fahrurrozi Dahl: *CERITA CINTA ALUMNI MDQH* *PLUS FAKULTAS SASTRA*. Kami memanggilnya Fat. Adik kelas di Fakultas Sastr...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar